Tabloid Pendidikan

Senin, 02 September 2024

Tantangan Literasi Digital di Sektor Pendidikan Kabupaten Banjarnegara

tabloidpendidikannews.com – Dalam era digital yang semakin berkembang, literasi digital menjadi salah satu faktor kunci dalam pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Heling Suhono, S.Pd.MM, M.Pd, Kepala Pembinaan SD Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (DINDIKPORA) Kabupaten Banjarnegara baru baru ini. 

Heling Suhono menekankan bahwa perubahan teknologi yang pesat telah membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. "Disrupsi teknologi  mempengaruhi semua sektor, termasuk penerapan otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan big data yang semakin mendominasi," ungkapnya. Konektivitas 5G dan inovasi seperti kendaraan otonom dan drones semakin memperluas cakupan teknologi, menuntut adaptasi dari semua elemen masyarakat.

Pandemi COVID-19 telah 'memaksa' lembaga pendidikan untuk bertransformasi dari metode pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring. "Kita harus beradaptasi dengan teknologi digital agar pendidikan tetap berjalan," tambahnya. 

Namun, Heling Suhono mengingatkan bahwa kurangnya literasi digital dapat menyebabkan masalah serius. Dia mencatat bahwa ketidakpahaman dalam literasi digital dapat membuat masyarakat mudah terjebak dalam penyebaran hoaks, penipuan daring, dan perundungan siber (cyberbullying).

Dalam konteks ini, Heling Suhono menekankan pentingnya pendidikan literasi digital. Dia menyatakan bahwa lembaga pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) perlu diberikan pemahaman tentang literasi digital agar siswa dapat memilah dan mengevaluasi informasi yang mereka terima.

 "Pendidikan literasi digital harus dimasukkan ke dalam kurikulum agar siswa mampu beradaptasi dengan cepat," ujarnya. Heling Suhono menambahkan bahwa kemampuan seperti informasi literasi, penggunaan sumber daya digital secara etis, dan pemahaman tentang rekam jejak digital perlu dikuasai oleh para siswa untuk melindungi diri mereka secara online.

Heling Suhono juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan literasi digital, seperti infrastruktur internet yang belum memadai, keterampilan digital yang masih rendah di kalangan pendidik dan siswa, serta kesenjangan akses teknologi di berbagai daerah.

 Selain itu, penyebaran berita palsu dan perubahan dalam penggunaan bahasa Indonesia di era digital juga menjadi perhatian. "Pendidikan karakter harus diperkuat di tengah penggunaan teknologi untuk menciptakan individu yang bertanggung jawab," imbuhnya.

Heling Suhono menekankan bahwa peningkatan literasi digital di Kabupaten Banjarnegara merupakan langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. "Dengan memahami dan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan responsif terhadap perkembangan zaman," kata dia. 

Upaya bersama dari semua pemangku kepentingan di sektor pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa para pendidik dan siswa di Kabupaten Banjarnegara dapat beradaptasi dan berkembang dalam era digital yang penuh tantangan ini.

Minggu, 01 September 2024

Pj Bupati Banjarnegara Masrofi Motivasi Siswa SMK N 1 Bawang, Pentingnya Keterampilan dan Perilaku Baik untuk Sukses di Masa Depan

tabloidpendidikannews.com-Selain kecerdasan intelektual, keterampilan juga menjadi faktor penting yang harus dimiliki siswa untuk mencapai masa depan yang diinginkan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Pj Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, saat memberikan motivasi di SMK N 1 Bawang pada hari Rabu (28/8).

Menurut Pj Bupati Masrofi, ada tiga hal utama yang harus dimiliki oleh siswa untuk mencapai kesuksesan, yaitu ilmu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang baik.
"Ketiga aspek ini menjadi bekal penting untuk meraih sukses, terutama saat memasuki dunia kerja. Karena saat melamar pekerjaan, tidak hanya kecerdasan intelektual yang menjadi pertimbangan, tetapi keterampilan dan perilaku yang baik juga akan menjadi nilai tambah," jelasnya.

Masrofi juga menambahkan bahwa kompetisi selalu ada dalam kehidupan. Oleh karena itu, siswa perlu terus meningkatkan kompetensi agar tetap bisa bersaing.

"Teruslah belajar, tambahkan ilmu pengetahuan, dan tingkatkan kompetensi sesuai bidang yang ditekuni, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal," ujarnya.

Terakhir, Masrofi mengingatkan pentingnya human relation atau hubungan antar manusia. Ia mendorong siswa untuk selalu menjalin komunikasi, terlibat dalam kegiatan organisasi guna melatih jiwa kepemimpinan, serta belajar mencari solusi saat menghadapi masalah.

Dalam kegiatan tersebut, Pj Bupati Masrofi juga menyerahkan penghargaan kepada siswa SMK N 1 Bawang yang berprestasi di tingkat nasional. (Ahr)

Kolaborasi Indonesia-AS Perkuat Pendidikan dan Pengajaran Bahasa

tabloidpendidikannews.com-Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, baru-baru ini menerima kunjungan dari Duta Besar Amerika Serikat, Kamala Shirin Lakhdhir, di Jakarta. Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pengajaran bahasa dan budaya.

Dalam pernyataannya pada Sabtu (31/8/2024), Nadiem mengapresiasi dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat dalam membantu merealisasikan berbagai inisiatif Merdeka Belajar yang telah diluncurkan. Ia juga mencatat adanya peningkatan jumlah pelajar Indonesia yang kini melanjutkan pendidikan di universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat.

Momen ini juga bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat. Duta Besar Kamala menekankan bahwa salah satu misi utamanya adalah mengeksplorasi peluang kerja sama yang lebih luas, terutama di bidang pendidikan.

"Kami ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang bisa ditawarkan oleh Amerika Serikat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia serta bagaimana kedua negara bisa terus mempererat kerja sama dalam bidang strategis ini," ujar Kamala.

Menanggapi hal ini, Nadiem menyoroti tantangan yang dihadapi pelajar Indonesia dalam menguasai bahasa, yang dianggap sebagai hambatan utama dalam mengakses pendidikan berkualitas global. Ia mengajak Amerika Serikat untuk turut serta dalam meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Indonesia.

Kolaborasi antara kedua negara dalam pengajaran bahasa Inggris telah dimulai melalui program Peace Corps dan Fulbright English Teaching Assistant (ETA). Namun, pelaksanaan program tersebut sempat tertunda akibat pandemi, dan kini program ini mulai dilanjutkan kembali. Saat ini, ada delapan relawan Peace Corps dan sepuluh relawan ETA yang bertugas mendampingi guru bahasa Inggris di sejumlah sekolah di Indonesia.

Nadiem juga menyebutkan bahwa program mobilitas pelajar seperti Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA), yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek pada 2021, dapat menjadi landasan penguatan kerja sama antara kedua negara. Menurutnya, antusiasme yang besar dari para pelajar dan efisiensi biaya karena durasi program yang lebih singkat menjadikan IISMA salah satu program yang sangat diminati.

Duta Besar Kamala pun mengapresiasi hal ini, seraya menambahkan bahwa semakin banyak perguruan tinggi di Amerika Serikat yang tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia. Ia berharap ke depannya, tidak hanya perguruan tinggi dengan peringkat tinggi saja yang dapat bekerja sama, tetapi juga perguruan tinggi lainnya yang memiliki keunggulan dalam bidang tertentu.

Selain pendidikan dan pengajaran bahasa, kerja sama di bidang kebudayaan juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Nadiem mengungkapkan bahwa kerja sama antara Kemendikbudristek, Museum Cagar dan Budaya (MCB), dan Smithsonian National Museum of Asian Art (NMAA) saat ini menunjukkan perkembangan yang positif.

Sabtu, 31 Agustus 2024

Balai Besar Guru Penggerak Jateng Perkuat P5 Melalui Pagelaran Budaya


tabloidpendidikannews.com- Balai Besar Guru Penggerak di Jawa Tengah memperkuat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan menyelenggarakan pagelaran budaya wayang kulit di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dalam Sarasehan P5 yang berlangsung pada Jumat (30/8/2024), Kepala Balai Besar Guru Penggerak Jawa Tengah, Darmadi, menyatakan bahwa sekolah memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). 

"Kami berusaha menyediakan sarana agar siswa memiliki tambahan referensi atau pengayaan," ujarnya, melansir Antara. 

Ia menambahkan bahwa dalam kegiatan tersebut, guru seni dan bahasa Jawa dipertemukan dengan pelaku budaya lokal di bidang perwayangan. 

"Kami mengadakan pertemuan dengan pelaku budaya lokal, karena meskipun wayang telah mendunia, asal usulnya tetap bersifat lokal. Ini penting agar pendidik bersama-sama membangun karakter anak-anak sebagai generasi penerus," jelas Darmadi.

Diharapkan melalui kegiatan ini, para guru muda dapat menyerap nilai-nilai luhur dan pendidikan yang masih relevan dari seni tradisional, yang selanjutnya dikenalkan kepada para siswa.

 "Kita tidak ingin nilai-nilai luhur dalam seni lokal hilang, sehingga para guru kehilangan referensi untuk menanamkan kebijaksanaan lokal kepada anak didik," imbuhnya.

Dalam hal implementasi di sekolah, Darmadi menekankan bahwa guru tidak seharusnya hanya fokus pada hasil karya siswa, melainkan lebih kepada penguatan karakter pelajar Pancasila melalui proyek yang dilaksanakan. 

"Tidak perlu acara yang besar atau komunal. Kami tidak melarang sekolah mengadakan kegiatan P5, asalkan esensinya tercapai," tuturnya.

Ia juga menyatakan keprihatinan jika pentas seni menjadi beban bagi orang tua siswa, seperti menyewa pakaian mahal atau guru untuk pertunjukan, tanpa mencapai tujuan karakter yang diharapkan. "Namun, sampai saat ini, nilai sejati P5 mulai terlihat," kata Darmadi.

Melalui upaya meningkatkan kompetensi pendidik dan mengembangkan kreativitas, terutama dalam Pendidikan Seni Budaya dan Bahasa Jawa, diharapkan materi yang diterima peserta dapat menjadi strategi yang dapat diterapkan dalam proyek pembelajaran.

Penguatan Pembelajaran Terdiferensiasi di SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu


 Kunjungan Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan 3 Purbalingga, SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu kembali menunjukkan dedikasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan menerima kunjungan lapangan dari 
Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan 3 pada hari Jumat (30/08/2024).

 Kegiatan ini  berlangsung di Laboratorium sekolah dan dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan, dengan fokus utama pada penguatan pembelajaran terdiferensiasi.
Kusriningsih, S.Pd., fasilitator yang memimpin kegiatan tersebut, menyampaikan materi 
yang komprehensif tentang pembelajaran terdiferensiasi.

 Dalam pemaparannya, melansir referensiberita.com, beliau 
menjelaskan langkah-langkah penting yang meliputi asesmen awal untuk memahami kebutuhan belajar siswa, proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan 
masing-masing siswa, serta penggunaan asesmen formatif dan sumatif untuk 
mengevaluasi hasil belajar.

"Pembelajaran terdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakomodasi perbedaan individual dalam belajar. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya," ujar Kusriningsih dalam sesi diskusi bersama para guru.

Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu, Nokman Riyanto, S.Pd.Si., 
M.Pd., juga turut memberikan sambutan pada acara tersebut.

 Beliau menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Kusriningsih dan peran aktif seluruh guru dalam menyerap 
dan mengimplementasikan ilmu yang didapatkan. "Pembelajaran terdiferensiasi adalah langkah strategis dalam memberikan pendidikan 
yang lebih inklusif dan adaptif.

 Dengan pendekatan ini, kita dapat membantu setiap siswa mencapai potensi maksimalnya," ungkap Nokman.
Selama kegiatan berlangsung, antusiasme para peserta terlihat jelas. 

Guru-guru aktif bertanya dan berdiskusi mengenai cara-cara praktis untuk mengimplementasikan metode tersebut dalam kelas mereka. Mereka juga mendapatkan panduan langsung 
tentang cara menyusun rencana pembelajaran yang lebih inklusif dan berbasis

Kunjungan ini merupakan bagian dari program Sekolah Penggerak yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya penguatan seperti ini, diharapkan SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu dapat terus bergerak maju dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas dan relevan bagi semua 
siswanya.

Kegiatan ini pun menegaskan komitmen sekolah dalam menerapkan pembelajaran 
yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa, sejalan dengan misi 
Sekolah Penggerak untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis.