Tantangan Literasi Digital di Sektor Pendidikan Kabupaten Banjarnegara
tabloidpendidikannews.com – Dalam era digital yang semakin berkembang, literasi digital menjadi salah satu faktor kunci dalam pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Heling Suhono, S.Pd.MM, M.Pd, Kepala Pembinaan SD Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (DINDIKPORA) Kabupaten Banjarnegara baru baru ini.
Heling Suhono menekankan bahwa perubahan teknologi yang pesat telah membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. "Disrupsi teknologi mempengaruhi semua sektor, termasuk penerapan otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan big data yang semakin mendominasi," ungkapnya. Konektivitas 5G dan inovasi seperti kendaraan otonom dan drones semakin memperluas cakupan teknologi, menuntut adaptasi dari semua elemen masyarakat.
Pandemi COVID-19 telah 'memaksa' lembaga pendidikan untuk bertransformasi dari metode pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring. "Kita harus beradaptasi dengan teknologi digital agar pendidikan tetap berjalan," tambahnya.
Namun, Heling Suhono mengingatkan bahwa kurangnya literasi digital dapat menyebabkan masalah serius. Dia mencatat bahwa ketidakpahaman dalam literasi digital dapat membuat masyarakat mudah terjebak dalam penyebaran hoaks, penipuan daring, dan perundungan siber (cyberbullying).
Dalam konteks ini, Heling Suhono menekankan pentingnya pendidikan literasi digital. Dia menyatakan bahwa lembaga pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) perlu diberikan pemahaman tentang literasi digital agar siswa dapat memilah dan mengevaluasi informasi yang mereka terima.
"Pendidikan literasi digital harus dimasukkan ke dalam kurikulum agar siswa mampu beradaptasi dengan cepat," ujarnya. Heling Suhono menambahkan bahwa kemampuan seperti informasi literasi, penggunaan sumber daya digital secara etis, dan pemahaman tentang rekam jejak digital perlu dikuasai oleh para siswa untuk melindungi diri mereka secara online.
Heling Suhono juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan literasi digital, seperti infrastruktur internet yang belum memadai, keterampilan digital yang masih rendah di kalangan pendidik dan siswa, serta kesenjangan akses teknologi di berbagai daerah.
Selain itu, penyebaran berita palsu dan perubahan dalam penggunaan bahasa Indonesia di era digital juga menjadi perhatian. "Pendidikan karakter harus diperkuat di tengah penggunaan teknologi untuk menciptakan individu yang bertanggung jawab," imbuhnya.
Heling Suhono menekankan bahwa peningkatan literasi digital di Kabupaten Banjarnegara merupakan langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. "Dengan memahami dan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan responsif terhadap perkembangan zaman," kata dia.
Upaya bersama dari semua pemangku kepentingan di sektor pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa para pendidik dan siswa di Kabupaten Banjarnegara dapat beradaptasi dan berkembang dalam era digital yang penuh tantangan ini.